ekonomi
Ini yang Membuat Harga Karet
di PALI Anjlok
Kualitas hasil getah karet dari petani di beberapa daerah kabupaten
Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatra Selatan, sangat mengecewakan
pengusaha karet. Seperti yang dikatakan Mohd Rabi Ahkmar, presiden direktur PT
Felda Indo Rubber, satu-satu perusahaan perkebunan karet yang ada di Bumi Serepat
Serasan.Dirinya mengaku selama ini karet yang datang dari petani banyak yang kurang bagus kualitasnya. "Ada yang dimasukkan sagu, ada yang dimasukkan botol, ada juga yang dimasukkan kain, karung, air, dan lainnya. Menurut mereka, dengan begitu akan menambah berat dari karet tersebut. Padahal aktivitas seperti itu yang membuat harga karet di PALI serta di Indonesia terendah atau murah," ungkap Rabi saat dijumpai Koran SINDO, Selasa (2/5/2017).
Pria yang merupakan warga asli negeri Jiran itu terpaksa harus kejam terhadap petani karet yang nakal tersebut.
"Kami tegas, perusahaan sudah menegaskan tidak akan membeli karet yang sudah dicampur bahan-bahan seperti itu. Makanya, dalam penyortiran karet, kami sangat ketat. Bahkan tak jarang, saya turut melakukan sortir karet terhadap suplier yang menjual karet kepada kami," tambahnya.
Tercatat, dari 109 suplier karet yang aktif setiap bulan hanya 20 suplier. Dan dari 258 daerah hanya sekitar 40 daerah yang menjual ke PT Felda Indo Rubber.
"Karena memang, kalau karet yang banyak campuran seperti itu langsung kami kembalikan," tegasnya.
Secara rinci, Rabby juga menjelaskan bahwa karet yang dibelinya harus memiliki Kandungan Karet Kering (KKK) yang tinggi. "Makanya, kalau karet getah yang direndam kami tidak mau beli. Kalau kualitasnya bagus, harga beli perusahaan Felda juga akan tinggi," tandasnya.
Comments
Post a Comment