Bank indonesia : Indonesia World’s 10th Largest Economy


Karyawan Bank Negara Indonesia memindahkan satu pak uang Rupiah 100.000 di kantor pusat bank di Jakarta pada tanggal 21 Desember 2012 ini. (Foto Reuters / Supri / Files)
 
Jakarta. Indonesia ialah negara dengan ekonomi terbesar ke-10 di dunia, menurut sebuah laporan baru-baru ini oleh Bank Dunia, dengan negara tersebut menyumbang 2,3 persen dari pengeluaran ekonomi global. 
Laporan tersebut merilis temuan International Comparison Program (ICP) 2011, yang menilai ekonomi berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity / PPP) dan mencatat bahwa Indonesia telah memindahkan enam tempat dan melompati lebih banyak negara maju seperti Spanyol, Korea Selatan dan Kanada.Ronde ICP mengumpulkan lebih dari 7 juta harga dari 199 ekonomi di delapan wilayah, dengan bantuan 15 mitra regional dan internasional. 
Di sembilan besar adalah Amerika Serikat, China, India, Jepang, Jerman, Rusia, Brasil, Prancis dan Inggris. 
Ekonomi pendapatan menengah Indonesia, China, India, Rusia, Brazil dan Meksiko sekarang mencapai 32,3 persen dari produk domestik bruto dunia. hal Itu dibandingkan dengan 32,9 persen yang disumbangkan oleh enam ekonomi berpenghasilan tinggi terbesar, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Prancis, Inggris, dan Italia. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa Amerika Serikat akan kehilangan statusnya sebagai ekonomi terbesar di dunia, karena China kemungkinan akan mengunggulinya pada akhir tahun ini, lebih cepat daripada yang diperkirakan secara luas.

Amerika Serikat ialah negara dengan ekonomi terbesar di dunia sejak mengambil alih dari Inggris pada tahun 1872.

Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) telah meramalkan bahwa China akan menyusul Amerika Serikat pada 2016 sementara China sendiri berharap untuk menjadi nomor satu di tahun 2019. Menurut laporan GDP China hampir 87 persen dari PDB AS pada tahun 2011, Sementara India telah naik dari posisi 10 di tahun 2005 ke ekonomi terbesar ketiga, merebut dari Jepang.

Namun, ada yang mengatakan bahwa PPP hanyalah satu ukuran untuk menilai kinerja ekonomi dunia dan bahwa negara-negara berkembang seperti India dan China masih banyak melakukan penangkapan.

"misalnya, kita mengukur daya beli internasional yang dinyatakan dalam dolar, yang penting dalam perdagangan internasional, Amerika Serikat, Eropa dan Jepang terus menjadi ekonomi dominan di dunia," Frederic Neumann, co-kepala riset ekonomi Asia di HSBC di Hong Kong seperti yang dilansir oleh International Business Time, yang dikutip CNBC.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan cepat merespons. "Pagi ini saya menerima laporan bahwa Indonesia telah menjadi ekonomi terbesar ke-10 di dunia. Alhamdulillah, ini semua usaha dan kerja keras kami, "katanya melalui akun twitternya.

Dia mengatakan bahwa negara tersebut terus berupaya mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi.

"Ini tentu saja awal yang baik. Tapi kita masih harus menempuh perjalanan panjang karena kita menghadapi banyak tantangan. Namun, insyaallah, kita bisa mengatasi tantangan tersebut, "katanya dalam sebuah pertemuan di Jakarta nanti.
 

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, bahwa pencapaian tersebut merupakan pengesahan dari kebijakan ekonomi pemerintah. " hal Itu berarti perekonomian Indonesia berada di jalur yang benar dan kami telah membuat kemajuan yang signifikan karena beberapa tahun yang lalu kami berada di posisi 16," kata Chatib, seperti dikutip Detik.com pada hari minggu,

Namun banyak laporan lain yang menunjukkan bahwa meski bangkitnya Indonesia harus dipuji, ia memiliki tingkat pertumbuhan yang tidak merata, dengan kesenjangan yang melebar antara kaya dan miskin.

Mengutip laporan Bank Dunia yang akan datang, Economist memperingatkan bahwa konsumsi riil tumbuh rata-rata sekitar 4 persen per tahun dari tahun 2003 sampai 2010. Namun bagi 40 persen rumah tangga termiskin hanya tumbuh 1,3 persen. Sebaliknya, konsumsi sebesar 20 persen terkaya tumbuh sebesar 5,9 persen.

Berdasarkan data ini, majalah tersebut menyimpulkan bahwa orang kaya semakin kaya jauh lebih cepat daripada orang miskin.
 

Ketidaksetaraan antara kelompok yang berpenghasilan rendah dengan kelompok berpenghasilan tinggi juga ditunjukkan oleh koefisien hal inilah yang memperburuk di negara tersebut yang merupakan pencairan pendapatan dari 0,29 pada tahun 2000 menjadi 0,38 pada tahun 2011, turun hampir sepertiga dalam persamaan.
pakar ekonomi juga menunjukkan bahwa sektor informal menyumbang 70 persen dari PDB negara tersebut, yang berarti bahwa sebagian besar penduduk Indonesia bekerja tidak menjamin upah minimum dan perlindungan dari pemerintah..
Indonesia telah meningkatkan pengeluaran sosialnya, majalah tersebut melaporkan, menambahkan bahwa pemerintah memiliki rencana berani untuk memperkenalkan perawatan kesehatan universal pada tahun 2019.
Namun, pengeluaran pemerintah masih condong ke arah orang kaya, dengan sekitar 20 persen anggaran pemerintah pusat, atau 282 triliun rupiah ($ 24,5 miliar) tahun ini, terjadi subsidi energi. Manfaat bensin murah bagi orang kaya, yang merupakan konsumen terbesarnya.
 

Comments

Popular posts from this blog

Tarian India

The Important of ITC

Business English