Tari Cangget
By HYPERLINK "http://www.kuliahbahasainggris.com/author/desisianturi/" \o "Permalink to: Echi Sianturi" Echi Sianturi Posted on 09/02/2016
Lampung adalah sebuah provinsi yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Populasi Provinsi Lampung terbagi menjadi beberapa suku: Lampung, Jawa, Sunda, dan Bali. Di Lampung sendiri, suku dibagi menjadi dua bagian: Pepadun dan Lampung Sebatin. Lampung Sebatin adalah sebutan untuk orang-orang yang tinggal di sepanjang pantai selatan Lampung. Sementara itu, Lampung Pepadun adalah adalah sebutan untuk orang-orang yang tinggal di Sekala Balak adalah (Lampung Utara) dan menyebar ke timur dan tengah Provinsi Lampung. Sebagai masyarakat lain, suku-suku ini juga tumbuh dan berkembang seni yang berfungsi tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga identitas mereka. Salah satu seni yang dibudidayakan oleh Lampung, terutama Pepadun Lampung, merupakan tari tradisional yang disebut “Tari Cangget”.
Dikatakan bahwa sebelum 1942 atau sebelum kedatangan Jepang ke Indonesia, Tari Cangget selalu ditampilkan pada setiap upacara yang berhubungan dengan upacara budaya, seperti: ketika orang membangun rumah, panen, dan mengantar orang yang akan naik haji. Pada waktu itu orang akan datang bersama-sama, baik pria maupun wanita tua dan muda, dengan tidak ada tujuan lain selain untuk menghadiri upacara, untuk mengenal satu sama lain. Tari Cangget dimainkan oleh laki-laki muda dan perempuan di sebuah desa atau kota, dan bukan oleh penari khusus yang melakukan aktivitas seni tari.
Pada saat itu, orang tua sedang menonton dan menilai gerakan mereka dalam melakukan tarian. Kegiatan-kegiatan tersebut disebut nindai. Tujuannya tidak hanya melihat gerakan pemuda atau muda ketika melakukan Tari Cangget, tetapi juga untuk melihat perbaikan, kelincahan dan keindahan ketika mereka berdandan dan mengenakan pakaian tradisional Lampung. Untuk laki-laki muda dan perempuan muda sendiri, ini adalah kesempatan untuk menemukan belahan jiwa. Dan, jika ada keinginan bersama dan orang tua setuju, mereka terus mengejar pernikahan.
Jenis Tari Cangget
Tari Cangget yang mencirikan Lampung sebenarnya terdiri dari beberapa jenis:
Cengget Nyambuk Bertemu, adalah tarian yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan muda dalam menyambut tamu yang mengunjungi daerah.
Cangget Bakha, adalah tarian yang dilakukan oleh orang-orang muda selama atau setelah selesainya panen penuh (pada saat upacara panen).
Cangget Penganggik, adalah tarian yang dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan ketika mereka menerima anggota baru. Yang dimaksud dengan anggota baru adalah pemuda dan atau wanita yang telah berubah status dari masa kanak-kanak sampai dewasa.
Cangget Pilangan, adalah tarian yang dimainkan oleh pria dan wanita muda ketika mereka menjadi salah satu anggota keluarga yang akan menikah dan pergi ke luar desa, mengikuti isteri atau suami.
Cangget Agung adalah tarian yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan muda ketika ada upacara Cacak Pepadun (pencabutan kepala budaya). Jika kepala budaya memiliki seorang gadis, maka gadis itu akan berpartisipasi dalam Tari Cangget. Setelah itu, dia akan diberikan oleh nama “Inten”, “Pujian”, “Indoman” atau “Dalom Batin.”
Meskipun Tari Cangget terdiri dari beberapa macam, tetapi gerakan tari paa dasarnya memiliki kesamaan, yaitu: (1) ibadah gerak (sebagai pengungkapan rasa hormat); (2) gerak knui (sebagai simbol keagungan); (3) Igel gerak (sebagai simbol kekuasaan); (4) ngetir gerak (sebagai simbol ketegasan dan kemurnian; (5) penebangan gerak (sebagai simbol kelembutan); (6) gerak pincak (sebagai simbol persiapan untuk menghadapi bahaya), dan (7) gerakan knui Tabang (sebagai simbol kepercayaan).
Nilai budaya di tari Cangget
Tari Cangget sebagai tarian khas dari Lampung Pepadun, jika itu diamati, tidak hanya mengandung nilai estetika (keindahan), sebagaimana tercermin dari gerakan para penari. Namun, juga mengandung nilai keharmonisan dan rasa syukur.
Nilai harmoni tercermin dalam tarian yang berfungsi untuk mengumpulkan dari tua, muda, laki-laki dan perempuan. Dengan mengumpulkan dan berkenalan di antara warga di sebuah desa, maka akan dibentuk persahabatan antara anggota dan pada akhirnya akan menciptakan harmoni di desa. Sedangkan nilai syukur juga tercermin dalam tujuan tarian, yang merupakan sebagai salah satu unsur dalam aplikasi dari upacara adat sebagai wujud syukur kepada Sang Pencipta.
Name: pino dewantara
Comments
Post a Comment